Peristiwa Isra’ adalah peristiwa ardliyah, artinya di sana ada orang di Baitul Maqdis, orang bisa saja pergi ke Baitul Maqdis, bisa saja melihat Baitul Maqdis, dan orang pun tahu jalan ke Baitul Maqdis dan tahu pula berapa jauhnya dan berapa lamanya waktu yang diperlukan untuk pergi atau pulang ke/dari Baitul Maqdis, sehingga dengan demikian maka peristiwa Isra’ itu merupakan peristiwa luar biasa mengingat waktu yang dipakai begitu singkat. Namun demikian diperlukan pula petunjuk yang berisi kebendaan bagi manusia untuk membuktikan kebenaran hal ini, yaitu ketika mereka mengatakan kepada beliau SAW.: “Coba terangkan keadaan masjid itu…”, kemudian beliau menerangkan sesuai dengan keadaan atau sifat-sifatnya. Permintaan mereka agar Rasulullah SAW. menerangkan sifat-sifat masjid tersebut adalah sebagai bukti bahwa mereka percaya penuh bahwa Nabi Muhammad SAW. tidak pergi ke sana, sebab andai kata ada keraguan bagi mereka tentang pergi/tidaknya Rasulullah SAW. ke sana niscaya mereka tidak mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang bermacam-macam kepada beliau. Jadi permintaan mereka agar Rasulullah SAW. menerangkan sifat-sifat Masjidil Aqsha itu adalah untuk meneguhkan, keyakinan mereka bahwa Rasulullah SAW. tidak pergi ke sana, karena dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu (pikir mereka) beliau tidak akan dapat memberikan jawaban atau menerangkannya kepada mereka. Namun kenyataannya beliau dapat memberikan keterangan sesuai dengan apa yang sudah mereka saksikan sendiri.
Barangkali ada orang berpengalaman yang memberitahu kepada Rasulullah tentang sifat-sifat masjid itu kemudian beliau menceritakannya kepada mereka ?. Maka saya katakan “tidak mungkin” karena hal itu adalah peristiwa bendawi yang tidak terlepas kaitannya dengan waktu (yakni perjalanan orang itu makan waktu lama, baru setelah itu dia menceritakannya kepada Rasulullah SAW.). Jadi hal ini adalah mustahil karena Rasulullah SAW. menerangkan kepada meraka secara spontanitas setelah beliau mengalami isra’ mi’raj itu. Tambahan pula di jalan yang ditempuh Rasulullah SAW. sewaktu beliau pulang ke makkah di sana terjadi berbagai macam peristiwa dan beliaupun melihatnya, kemudian diceritakannya kejadian-kejadian itu kepada kaumnya. Dalam perjalanan pulang itu beliau melihat sekelompok orang dengan mengendarai unta bagini dan begini, dan hal ini pun beliau ceritakan kepada mereka. Rombongan itu akan datang pada waktu ini… pada waktu ini…
Mereka pun menunggu rombongan yang diceritakan Rasulullah SAW. itu Dan tepat pada waktu yang diinformasikan Rasulullah itu rombongan tersebut datang.
Itulah dalil-dalil yang dapat diterima oleh akal bahwa RAsulullah SAW. benar-benar telah pergi ke Baitul Maqdis, dan itu semua sebagai bukti akan kebenaran apa yang beliau katakan.
Kalau benar apa yang dikatakan Rasulullah SAW. itu bahwa beliau telah diisra’kan yang mana isra’ ini termasuk peristiwa ardli, maka bagaimana dengan waktu yang dipergunakannya yang begitu singkat ?. Jawabnya: Allah telah menjadikan undang-undang waktu yang luar biasa bagi beliau saat itu. Kalau kita sudah percaya bahwa Allah telah menciptakan ketentuan Yang di luar kebiasaan buat beliau dengan bukti adanya peristiwa bendawi yang kita kenal, lalu Ia menciptakan suatu keadaan yang di luar kebiasaan lagi buat beliau untuk peristiwa yang lain, yakni beliau dinaikkan ke langit, maka kita pun dapat menerimanya dengan alasan-alasan yang telah kita ketahui itu, yakni suatu alasan yang dapat menyampaikan kita kepada suatu kesimpulan bahwa “Allah yang menjadikan beliau dalam keadaan luar biasa dalam menempuh jarak suatu perjalanan yang kita ketahui jauhnya, pasti mampu jugam enjadikan keadaan luar biasa bagi beliau untuk menempuh ketinggian yang kita tidak ketahui sesuatunya”.
Peristiwa Isra’ yang merupakan peristiwa ardli ini seolah-olah merupakan suatu pendahuluan untuk menenangkan hati manusia untuk menerima kebenaran berita yang dibawa rasulullah SAW. tentang mi’raj Allah yang menjadikan keadaan luar biasa di luar ketentuan waktu dan di luar ketentuan jarak dalam perkara-perkara yang kita kenal di mana Ia yang melakukan dan membawa Nabi Muhammad SAW. dengan kekuatan-Nya, maka Dia berkuasa pula untuk menciptakan keadaan luar biasa bagi beliau terhadap ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan urusan langit/angkasa luar, dan ketentuan-ketentuan yang lain lagi.